GuidePedia

0
Kotapekalongan.net – Terkait rencana pemerintah bahwa Ujian Nasional (UN) bukan satu-satunya penentu kelulusan siswa. Maka dari itu, Kota Pekalongan akan memulai menerapkan dua sistem Ujian Nasional. Dua sistem UN tersebut adalah Paper Based Test (PBT) dan Computer Based Test (CBT).


Demikian seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pekalongan Drg. Agus Marhaendayana. Dijelaskan, Pemerintah Pusat telah merencanakan dua sistem ujian Nasional, pertama adalah Ujian Nasional dengan sistem Paper Based Test (PBT) dan Ujian Nasional dengan sistem Computer Based Test (CBT).
“Dua sistem itu yang dilakukan pemerintah. Untuk Kota Pekalongan sendiri dua-duanya mau kita coba terapkan,” ungkapnya.
Penerapan kedua sistem itu di Kota Pekalongan, masih menunggu verifikasi dan validasi oleh pemerintah pusat. Agus menuturkan ada beberapa sekolah yang memang sudah diusulkan, terutama bagi sekolah yang sarana dan prasarananya memadai termasuk kondisi siswanya yang sudah siap secara psikologis. Ia juga mengungkapkan untuk tahun ini, Ujian Nasional bukan satu-satunya penentu kelulusan.
“Tahun lalu Ujian Nasional itu dijadikan dasar untuk penerimaan perguruan tinggi negeri. Sedangkan untuk tahun ini hanya menjadi pertimbangan perguruan tinggi negeri,” ujarnya.
Bukan sebagai penentu kelulusan, nantinya nilai Ujian Nasional menjadi kewenangan murni dari sekolah. Pihak sekolah yang akan menentukan kelulusan siswa berdasarkan hasil gabungan dari Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.Lebih jauh, dirinya juga menuturkan, saat ini terjadi perubahan paradigma dari pemerintah pusat. Ujian Nasional saat ini dilaksanakan untuk mengetahui kualitas pendidikan di masing-masing sekolah.
“Saat ini bentuk standarisasi bukan hanya murni saat Ujian Nasional tetapi sistem yang digunakan oleh sekolah,” paparnya.
Persiapan pelaksanaan dua sistem ujian tersebut sudah dilakukan sejak tahun lalu. Sebelumnya, pihaknya telah membuat surat edaran kepada seluruh sekolah agar mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk PBT maupun CBT. Persiapan tersebut dilakukan bagi guru dan siswa. Bagi para guru, persiapan dilakukan dengan menerapkan jam tambahan pelajaran khusus kelas 12 SMA/SMK, kelas 9 SMP dan kelas 6 SD.
“Sedangkan bagi siswa-siswi yang kurang dibanding temannya yang lain, dilakukan pembinaan khusus. Itu sudah dibuat di surat edaran,” katanya.
Pihaknya juga telah membuat draft perencanaan agar seluruh sekolah melaksanakan try out sesuai dengan jenjangnya masing-masing. Agus menuturkan, ada dua jenis try out yang akan dilakukan. Yaitu try out yang dilakukan oleh pihak sekolah maupun try out dari Dinas Pendidikan. Kalau Try Out sekolah bersifat penjajakan, try out skala kota yang dilakukan oleh Dinas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dari siswa.
Untuk penggunaan Ujian Nasional dengan sistem CBT, pihaknya merencanakan ada empat sekolah yang nantinya akan menggunakan sistem tersebut. “Tapi setelah kita lakukan verifikasi awal sebelum dilakukan oleh pusat. Ada dua sekolah yang sampai saat ini sudah siap. Yaitu SMK 2 dan SMK Muhammadiyah,” bebernya. Ia juga menuturkan SMA 1 Pekalongan dan SMP 2 Pekalongan telah ditunjuk oleh pemerintah pusat, tetapi sarana dan prasarana belum memenuhi. Pihaknya tetap mengupayakan pemenuhan tersebut, namun melihat rentang waktu yang sudah mendesak, kemungkinan hanya dua sekolah tersebut yang akan melakukan UN dengan sistem CBT. “Tapi jika pemerintah tetap menunjuk sekolah tersebut, berarti akan ada empat sekolah,” katanya.
Dengan sistem yang berlaku saat ini, ia berharap semua siswa di Kota Pekalongan harus bisa lulus, dan kualitas nilai meningkat. “Tahun kemarin untuk nilai rata-rata kelulusan Ujian Nasional tingkat SMA. Kita berada di ranking 1 se-Jawa Tengah. Saya berharap tahun ini sama, dan yang lain mengikuti,” pungkasnya.
Sumber Berita: Radar Pekalongan

Posting Komentar

 
Top