Setiap sudut di Pekalongan memang yang
nampak adalah batik, batik seolah sudah mendarah daging bagi warga Pekalongan, tak
heran jika di Pekalongan terdapat beberapa desa atau kampung yang dijuluki sebagai
kampung batik, bahkan setiap kampung di Pekalongan pun ada pengrajin batiknya
masing-masing. Pada bahasan sebelumnya kotapekalongan.net sudah memperkenalkan
dua kampung batik yang berada di Kota Pekalongan, yaitu kampung batik Kauman
dan kampung batik Pesindon. Kedua kampung batik itu menawarkan pelayanan dan
produk batik masing-masing. Sekarang kita akan membahas satu lagi kampung batik
yang berada di Kota Pekalongan, yaitu kampung batik Kemplong.
Selain ketiga
kampung batik tersebut, di Pekalongan sebenarnya terdapat banyak sentra-sentra
batik lainnya yang bisa dijadikan kunjungan wisatawan yang ingin berbelanja
batik, seperti sentra batik Buaran, sentra batik Setono dengan Pasar Grosir
Batik Setononya, sentra batik Pabean, Internatinonal Batik Center, dan lain-lain.
Namun sesuai
topik pembahasan sebelumnya juga yang berkaitan tiga kampung batik di Kota
Pekalongan, kali ini kotapekalongan.net akan membahas sedikit tentang kampung
batik Kemplong. Desa Kemplong, kecamatan Wiradesa terletak kurang lebih 50
meter dari jalan utama pantur dengan luas wilayah 43,947 Ha. Letak desa Kemplong sangat strategis karena
berada pada posisi perempatan antara Wiradesa Kajen dengan Kota Pemalang –
Wiradesa – Pekalongan.
Kampung
batik Kemplung merupakan cikal bakal dari batik pesisir di daerah Pekalongan
yang sudah sangat terkenal. Namun, walau belum dapat dibuktikan keilmiahannya,
tetapi berdasarkan cerita para pendahulu dan keterangan beberapa tokoh
masyarakat ataupun tokoh pengusaha batik di desa Kemplong, dapat dikisahkan
bahwa asal mula desa "kemplong" diambil dari kata
"ngemplongi" yang bermakna "tindakan seorang pembatik
memukul-mukulkan kain batik atau tindakan memukuli kain batik agar hasilnya
menjadi lebih halus”.
Secara
etimologis nama Kemplong berasal dari kata “ngemplong (seterika, kalender)”.
Kain mori yang telah dikanji perlu dihaluskan atau diratakan permukaannya
dengan dikemplong. Ngemplong adalah meratakan kain dengan jalan kain dipukul
berulang-ulang, caranya adalah kain yang sudah diberi kanji dan sudah kering,
beberapa lembar kain tersebut kemudian digulung dan diletakkan di atas kayu
yang rata permukaannya, gulungan kain itu diikat dengan landasan kayu supaya
tidak lepas, kemudian kain tersebut dipukuli dengan pemukul dari kayu. Setelah
kain menjadi rata, gulungan dibuka dan kain-kain satu persatu dilipat untuk
disimpan atau langsung dibatik. Karena pada saat meratakan, kain-kain tersebut
dilakukan dalam keadaan dingin dan tidak panas seperti disetrika, maka kanji
pada mori mudah dihilangkan dengan pencucian, pewarnaan tidak terganggu oleh
adanya kanji pada kain batik pada proses persiapan pembatikan. Itulah sedikit
gambaran mengenai asal usul nama desa atau kampung batik Kemplong.
Kampung batik
Kemplong memiliki penduduk sebanyak 2.649 jiwa dan masyarakatnya hampir 60% bekerja
sebagai pengrajin batik, baik sebagai buruh pembatik maupun pengrajin yang juga
pedagang batik, 25% sebagai pedagang makanan kecil / jajanan tradional (jajanan
pasar) atau wirausaha lain, 15% yang lain buruh (baik swasta / PNS) dan buruh
tani atau petani garapan.
Dari
segi kewilayahan dan penduduknya inilah Desa Kemplong tumbuh sebagai sentra
pembatikan yang sangat strategis, karena berada pada posisi jalan raya Jakarta
– Surabaya. Jalur ini memberi peluang yang besar terhadap pemasaran produk
batik terutama akses yang luas dari para pengguna jalan raya di lintas pantura.
Keterangan foto: Foto Hatta Rajasa (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian waktu itu-red) berkunjung ke desa Kemplong.
Teknologi
pembatikan yang dimiliki di kampung batik Kemplong secara teknis memiliki kemampuan
pewarnaan batik yang alami dan ramah lingkungan, karena semua sumber pewarnaan
batik diambil dari alam baik berupa unsur tumbuh-tumbuhan yang berupa
daun-daunan, kayu, biji-bijian dan dipadu dengan batu-batuan alam. Di kampung
batik Kemplong ini pula kegiatan pembatikan lebih fokus pada pembatikan tulis
dan cap, yang secara teknis menghasilkan limbah cair lebih sedikit dibanding
dengan industri batik sablon atau cucian kain.
Meski
terkenal dengan sebutan kampung batik Kemplong, sebenarnya kampung batik
Kemplong ini terdiri dari beberapa desa yang saling bertetangga, yaitu: Desa
Kemplong, Kauman, Kepatihan dan desa-desa lain di Wilayah Kecamatan Wiradesa. Mereka
kemudian membentuk komunitas pembatik, hal ini selanjutnya kampung batik
Kemplong diresmikan oleh Menteri Perdagangan dan Ekonomi Kreatif pada 30 April
2009 waktu itu, yaitu Mari Elka Pangestu.
Itulah beberapa
kampung wisata batik yang berada di Pekalongan. Tiga kampung batik versi kotapekalongan.net
dan masih banyak kampung-kampung batik lainnya yang berada di Pekalongan, baik
di Kota Pekalongan maupun di Kabupaten Pekalongan. Sehingga anda tidak akan susah-susah
jika hendak berbelanja batik di Pekalongan. Atau mungkin justru anda akan
dibuat bingung karena banyaknya sentra-sentra batik yang berada di Pekalongan
ini.
Selamat berkunjung..
referensi: pekalongankab.go.id
Posting Komentar