GuidePedia

0
Watu Ireng adalah salah satu obyek wisata dimana disitu terdapat batu besar yang berwarna hitam. Watu Ireng terletak di Desa Lambur Kecamatan Kandangserang, 17 km ke arah selatan dari Ibukota Kabupaten Pekalongan. Bukit Watu ireng ini lumayan luas, kira-kira sekitar 2 hektar lebih, dan ketinggiannya memungkinkan hamparan perkebunan dan hutan hijau Pekalongan bagian selatan akan terlihat jelas oleh pandangan mata. Seperti batu monolith lainnya, bukit seluas dua hektar ini terdiri dari batu tunggal yang padat, batunya berwarna hitam dan sangat keras. Dan yang menarik di beberapa bagian atas bukit batu, ada tanah yang ditumbuhi rerumputan dan semak belukar yang ketika dihentak kaki, tanah tersebut berbunyi dung-dung seperti bunyi Gong.



Seperti pada bukit-bukit monolith lainnya, Tak ada yang tau pasti, kapan dan bagaimana, proses terbentuknya bukit batu Watu Ireng ini. Ada yang menebak kalau Batu Monolit itu Meteor yang jatuh ke Bumi pada ribuan tahun yang lalu, ada pula yang memprediksi bahwa Batu Monolit ialah identik dan menjadi peninggalan zaman batu (Megalitikum). Bagaimanapun, batu tunggal yang berukuran besar, bahkan sampai hektar-an hingga menjadi seperti bukit akan memancing orang untuk bertanya-tanya keheranan, bagaimana ada batu hingga sebesar itu?

Batu besar yang menakjubkan ada di Australia tengah, di Northern Territory. Batu di Australia ini dikenal dengan Ayers Rock yang merupakan batu terbesar di dunia. Ayers Rock berdiri 348 m dengan tinggi 863 meter di atas permukaan laut dengan sebagian besar massa berada di bawah tanah, dan ukuran lingkar 9,4 km.


Sedangkan di Indonesia batu terbesar dikenal dengan Bukit Kelam, terletak 20 Km dari kota Sintang, Kalimantan Barat. Bukit Kelam adalah sebongkah batu raksasa yang monolit. Bukit Kelam mempunyai tinggi 990 meter.


Watu Ireng yang ada di Kabupaten Pekalongan ini menjadi fenomena alam yang misterius, ada beberapa cerita rakyat dari masyarakat sekitar berkaitan dengan bukit ini. Salah satunya menceritakan tentang Gua dengan mulut (pintu) nya yang sangat sempit yang terdapat Dibagian atas puncak bukit Watu Ireng. Konon menurut cerita masyarakat sekitar, Gua ini menghubungkan sampai ke bagian dalam bawah (dasar) bukit  batu ini, dan didalam gua ini tersimpan satu set gamelan dan beberapa gaman. Namun, konon hanya orang-orang tertentu (yang Di ridhoi) yang bisa masuk kedalam gua ini. Dikatakan pula, gua ini dulu menjadi tempat persembunyian para pejuang dalam melawan penjajah. Pada hari dan malam-malam tertentu, biasanya ada beberapa orang yang bersemedi atau bertapa di bukit Watu ireng ini.


Pada waktu hari-hari libur, tempat ini lumayan ramai dikunjungi masyarakat sekitar Pekalongan bahkan luar kota, biasanya orang-orang datang untuk memenuhi rasa penasaran menyaksikan batu sebesar dua hektar lebih ini. Disisi lain, ketika berada dipuncak bukit batu ini, pemandangan alam Kandangserang akan memanjakan mata. Dari atas bukit, sejauh mata kita memandang, akan terlihat hamparan hutan, perkebunan pinus, karet, dan persawahan yang hijau. Pada waktu pagi dan sore, puncak bukit ini pun cocok untuk tempat menyaksikan indahnya matahari terbit dan tenggelam di perbukitan Rogojembangan.

Akses jalan untuk menuju bukit Watu Ireng ini sudah lumayan bagus, anda akan melewati jalan yang disamping kanan dan kirinya terhampar persawahan yang hijau, kerindangan hutan Pinus dan perkampungan warga yang ramah. Pada tahun 2014 ini, pemerintah Kabupaten Pekalongan menyokong anggaran dana untuk merevitalisasi objek ini menjadi tujuan wisata andalan Kabupaten Pekalongan. Bagi anda yang berminat untuk mengunjungi bukit ini, kami sarankan untuk menyiapkan fisik, batin, pikiran, dan pastinya Kamera untuk mengabadikan moment anda dibukit tersebut.

[Kamalul Huda]
Dengan beberapa editan

Posting Komentar

 
Top