GuidePedia

0
Kotapekalongan.net – Kawasan wisata Pusat Informasi Mangrove atau PIM saat ini sedang booming dan banyak dikunjungi remaja baik dari Kota Pekalongan ataupun daerah sekitarnya.
Apalagi ada ‘Lorong Cinta’ di kawasan wisata Mangrove tersebut, Lorong cinta tersebut menarik banyak ratusan pengunjung, yang sebagian besar muda mudi datang ke lokasi wisata yang terletak di Kelurahan Kandang Panjang tersebut.

Lorong Cinta adalah nama lain untuk hutan mangrove yang dilewati jalur saat menyusur menggunakan perahu. Lorong Cinta berupa rimbunan hutan mangrove yang memanjang, namun bagian tengah hutan dapat dilalui perahu sehingga membentuk sebuah lorong. Rimbun dan sejuknya hawa saat menyusuri jalur tersebutlah yang kemudian mendorong munculnya istilah Lorong Cinta dan Pulau Cinta.
“Ya istilah itu tiba-tiba memang muncul saja dan akhirnya menjadi tren disini,” terang Koordinasi Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) yang ditunjuk menjadi pengelola PIM, Miftahudin.
Dari mulut ke mulut, Lorong Cinta membuat muda mudi penasaran hingga akhirnya mendatangi kawasan wisata yang dibuka sejak 1 Desember 2014 itu.
Untuk menuju Lorong Cinta, pengunjung harus menggunakan perahu yang sudah disiapkan pengelola. Ada dua perahu yang siap menghantar wisatawan dengan kapasitas masing-masing 10 orang. Cukup merogoh kocek sebesar Rp10 ribu per penumpang, perahu akan membawa pengunjung menyusuri sebagian kawasan hutan mangrove, termasuk Lorong Cinta.
Mereka akan dibawa mengitari komplek seluas 5,7 hektar tersebut sekitar 30 menit.
Sepanjang perjalanan, pengunjung juga akan dikenalkan dengan berbagai jenis mangrove yang ditanam disana. Hampir setiap jenis mangrove, sudah dilengkapi papan nama sehingga bisa dikenali dengan mudah.
Bukan hanya Lorong Cinta yang menjadi primadona di Kawasan Wisata PIM, adanya gasebo-gasebo di beberapa titik yang dihubungkan dengan jembatan, juga menjadi daya tarik tersendiri. Struktur bangunan gasebo dan jembatan yang menghubungkannya, sangat cocok dijadikan spot untuk ber-selfie ria.
Memang, belum seluruhnya gasebo selesai dibangun. Saat ini, baru ada sekitar tiga titik gasebo yang bisa dikunjungi. Diantara beberapa gasebo, dua diantaranya juga digunakan untuk kandang hewan yang masing-masing berisi burung, dan juga reptil. Rencananya, April mendatang pembangunan gasebo lanjutan akan kembali dikerjakan.
Selanjutnya, pengunjung juga dapat masuk ke dalam ruang pameran PIM. Disana, ada berbagai jenis mangrove yang dipajang juga berbagai jenis ikan yang dibudidayakan di kawasan tersebut dengan sistem silvofishery. “Dari puluhan jenis mangrove, disini kami sudah menanam sembilan jenis,” kata Miftahudin lagi.
Jika belum puas menggali info tentang mangrove, wisatawan bisa berkunjung ke perpustakaan yang berada di sebelah ruang pamer. Disana, terdapat puluhan referensi tentang mangrove.
Di lahan seluas 5,7 hektar itu memang belum seluruh mangrove yang ditanam sudah tumbuh lebat. Sebagian besar mangrove yang sudah tumbuh, ditanam 10 tahun yang lalu. Sementara di komplek gasebo bagian utara, hampir seluruh mangrove masih kecil. Butuh lima sampai 10 tahun kedepan agar membentuk hutan mangrove.
“Dalam waktu dekat, kami juga berencana membuka area pemancingan. Lahan sudah kami siapkan di sebelah selatan, kami akan tanam berbagai jenis ikan yang nantinya bisa untuk memancing pengunjung,” tutur dia lagi.
Dalam miniatur peta PIM, direncakan akan disediakan berbagai wahana mulai dari resto apung, play ground, lokasi budidaya kepiting soka, persemaian mangrove dan wahana lainnya.
Untuk wisatawan yang ingin datang, tak perlu membayar tiket untuk saat ini. Pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang parkir dan membayar uang tambahan jika ingin menyusur menggunakan perahu.
Dikatakan Miftahudin, semua pemasukan dari pengunjung digunakannya untuk mengelola PIM. Sebab, seluruh tenaga Pokmaswas sebanyak 10 orang, bekerja suka rela tanpa gaji.
“PIM buka pukul 8 pagi hingga 6 sore. Jumlah pengunjung juga semakin bertambah. Untuk hari-hari biasa, jumlahnya mencapai 300an pengunjung, sementara untuk weekend, jumlah melonjak mencapai hingga 500an pengunjung. Mereka juga tak hanya berasal dari Kota Pekalongan saja, tapi juga dari berbagai wilayah sekitar,” pungkasnya

Posting Komentar

 
Top